planet_kita

Suatu Saat di Pojok Alam Semesta...

27 Juni 2008

Melampui COROT, Teleskop Antariksa Lain Pemburu Bumi yang akan Diluncurkan

Peluncuran Teleskop COROT milik Badan Antariksa Nasional Perancis pada akhir Desember 2006 lalu akan diikuti dengan peluncuran teleskop antariksa lainnya,bahkan dengan kemampuan yang lebih tinggi.

Peluncuran berbagai jenis teleskop antariksa dalam perburuan planet di luar Tata Surya (extrasolar-planets) akan semakin melengkapi pemahaman manusia mengenai pembentukan sistem bintang dan jenis planet beserta pengiring lainnya.

Berapa jumlah planet di alam semesta ? Atau pertanyaan yang "lebih dekat" adalah berapa jumlah planet di Galaksi Bima Sakti ? Tidak ada yang tahu. Saat ini yang diketahui adalah sebuah bintang memungkinkan memiliki lebih dari satu buah planet. Atau pada sistem bintang ganda (dua sistem bintang) atau majemuk (lebih dari 2 sistem bintang) bisa memiliki planet.

Bisa dipastikan melalui peluncuran berbagai teleskop antariksa di bawah ini, penemuan extrasolar-planets akan lebih deras dari yang telah dilakukan teleskop landas Bumi yang kini telah menemukan lebih dari 208 buah planet dalam kurun 16 tahun, terhitung sejak ditemukannya extrasolar planet pertama kali pada 1995.


Teleskop Eddington

Pada Oktober 2000, usulan proyek teleskop Eddington diloloskan dan dimasukkan dalam program ilmiah Horizons 2000+ dalam misi di bawah naungan Badan Antariksa Eropa (ESA). Selanjutnya ESA mengundang berbagai institusi ilmiah dan individu yang tertarik dan memiliki kompetensi untuk terlibat dalam misi Eddington.

Kontrak pembuatan teleskop ini dipercayakan pada konsorsium Astrium di Perancis.Perusahaan ini dipercaya bukan hanya merancang bentuk optik teleskop sehingga menghasilkan citra yang presisi tetapi juga menentukan jenis material apa yang digunakan dalam pembuatan teleskop.

Sama seperti misi yang diemban teleskop COROT, Eddington melakukan survei pada berbagai bintang dan mengamati planet yang transit di depannya. Instrumennya akan mampu mengamati perubahan cahaya yang sedemikian kecil akibat melintasnya sebuah objek di depan bintang.

Satu kendala penggunakan cermin adalah masalah aberasi sferis yaitu fokus cahaya yang datang ditengah berbeda dengan yang datang di tepi cermin. Untuk mengatasi hal ini, biasanya di depan cermin diletakkan lensa pengoreksi yang berfungsi agas semua cahaya yang datang, baik dari tepi ataupun dari tengah cermin dipantulkan ke bidang fokus yang sama. Keberadaan lensa pengoreksi ini akan memberatkan bila digunakan pada teleskop Eddington.

Karenanya digunakan solusi dengan memakai dua buah cermin. Satu cermin utama dan satu cermin yang lebih kecil lagi. Cahaya tiba di cermin utama, dipantulkan ke cermin yang lebih kecil dipantulkan lagi menuju kamera, dimana sebelumnya melewati rangkaian lensa yang lebih kecil untuk mengoreksi aberasi.

Teleskop Eddington direncanakan diluncurkan setelah tahun 2007 dengan target perngamatan 500 ribu bintang.


Teleskop Kepler

Teleskop Kepler merupakan bagian dari misi Discovery yang diloloskan NASA pada Desember 2001. Target utama misi Kepler adalah menemukan planet seukuran Bumi di sekitar bintang yang mirip Matahari di galaksi Bima Sakti.

Dalam misi selama 4 tahun ditargetkan Kepler akan memantau tak kurang dari 100 ribu bintang dan menemukan 500 buah planet seukuran Bumi dan lebih dari 1.000 planet seukuran Yupiter. (Wow... bisa dibayangkan kita akan cukup pusing untuk mengenal satu persatu planet tersebut)

Diasumsikan bahwa planet seperti Bumi kita itu akan mengorbit bintang seperti Matahari kita pada jarak antara Bumi dengan asteroid yang biasa dinamakan "Habitable Zone", lokasi yang tidak terlalu dingin dan terlalu panas, dan air kemungkinan dalam kondisi cair bukan beku.

Direncanakan Kepler dengan cerminnya berdiameter 95 cm diluncurkan pada Oktober 2008.


Teleskop Darwin

Sesuai dengan namanya "Darwin" yang identik dengan evolusi bentuk kehidupan, teleskop Darwin yang direncanakan pada 1993 diperuntukkan mencari kehidupan di planet lain di luar Tata Surya. Darwin akan mengamati seribu bintang terdekat dengan Matahari.

Teleskop yang beroperasi di rentang cahaya inframerah ini paling canggih dibandingkan teleskop antariksa lainnya karena bukan hanya sekedar mencari planet seukuran Bumi atau planet bebatuan tetapi juga mengamati kondisi atmosfer planet tersebut.

Informasi mengenai komposisi kimia atmosfer planet akan menghasilkan interpretasi mengenai kondisi seperti apa di balik atmosfer itu.

Sebagai contoh adalah Bumi. Di planet kita ini, aktifitas biologi menghasilkan gas yang mempengaruhi komposisi atmosfer. Tumbuhan menghasilkan oksigen dan binatang menghasilkan karbondioksida dan metana.

Berbagai senyawa gas juga air memiliki ciri khas yang merupakan "sidik jarinya" melalui pemantulan cahaya inframerah dimana Darwin mampu mengamati keberadaan "sidik jari" tersebut.

Kemunculan atau berkurangnya sebuah atau beberapa senyawa gas pada sebuah planet akan diidentifikasi melalui spektrometer Darwin. Perubahan komposisi gas inilah yang menghasilkan interpretasi "ada apa" dibalik atmosfer planet yang mengorbit bintang nun jauh di sana. Apakah ada kehidupan di sana ?

Bisa dikatakan Darwin merupakan teleskop antariksa raksasa, yang disusun melalui 4 hingga lima kali misi wahana antariksa. Tiap wahana antariksa akan membawa teleskop dengan diameter 3 hingga 4 m. Keseluruhan rangkaian cermin Darwin bila disebandingkan dengan teleskop di Bumi setara dengan teleskop berdiameter 100 m.

Keistimewaan Darwin adalah bahwa cara bekerjanya menggunakan metode yang dinamakan "nulling interferometry". Melalui cara ini cahaya bintang induk tempat planet berada direduksi dengan cara diberikan interferensi sehingga tidak lagi menyilaukan dan planet berukuran kecil dapat diamati.

Proyek Darwin menjadi proyek kerja sama antara ESA dengan NASA dimana kemudian Rusia dan Jepang turut terlibat. Direncanakan diluncurkan pada 2013. Dan ditempatkan di titik Lagrange 2 sejarak 1,5 juta km dari Bumi beroposisi dengan Matahari (menjauhi arah Matahari dari satu bentangan garis lurus Matahari- Bumi).

Label:

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda