planet_kita

Suatu Saat di Pojok Alam Semesta...

03 Juli 2008

Giovanni Domenico Cassini, Diabadikan di Benda Langit dan Wahana Antariksa

Salah satu proyek peluncuran wahana antariksa yang paling ambisius dalam sejarah adalah misi Cassini / Huygens ke Saturnus. Selain dikarenakan menelan anggaran yang besar,lebih dari 30 trilyun rupiah, juga dilihat dari kompleksitas misi yang diemban kedua wahana.

Satelit Huygens (yang diambil dari nama astronom Christiaan Huygens) telah mendarat di Titan,satelit terbesar Saturnus, yang sering diumpamakan sebagai model Bumi pada usia awalnya.

Kesuksesan pendaratan Huygens pada 14 Januari 2005 lalu,tidak bisa dilepaskan dari optimalnya fungsi wahana induk yaitu Cassini yang akan menyelesaikan tugasnya mengorbit Saturnus dan mempelajari fenomena alam di Sistem Saturnus pada paruh 2008. Sama seperti penamaan satelit Huygens, nama satelit Cassini yang berharga sekitar 15 trilyun rupiah diambil dari nama astronom Italia-Perancis yaitu Giovanni Domenico Cassini, yang juga merupakan sejawat Huygens.


Penemuan

Cassini lahir pada 8 Juni 1625 di Perinaldo, Genoa, kota kecil dekat Perancis. Ia menyelesaikan pendidikan matematika dan astronomi di sekolah gereja dan menjadi astronom di Panzano Observatory, dari tahun 1648 – 1669. Saat yang sama menjadi profesor astronomi dan matematika di Bologna. Sebenarnya Cassini lebih tertarik mendalami astrologi dibandingkan dengan astronomi.

Pada masa ini, Cassini berhasil menghitung kemiringan sumbu rotasi Bumi terhadap bidang orbitnya sebesar 23 derajat 29 menit. Proyek lainnya adalah meneliti refraksi cahaya Matahari, mengembangkan teori keplanetan dan mengamati komet pada tahun 1664 dan 1668.

Pada 1665 Cassini berhasil menentukan periode rotasi Yupiter sebesar 9 jam 56 menit dan periode rotasi Mars yaitu 24 jam 40 menit. Periode Rotasi Yupiter didasarkan pengamatan terhadap Bintik Merah Besar, yang ditemukan Robert Hooke (1635-1703) di tahun 1664. Sedangkan periode rotasi Mars didasarkan atas pengamatan perubahan penampakan permukaan Mars, seperti kemunculan Syrtis Major ( di bujur 270 derajat ) yang sebelumnya ditemukan Huygens di tahun 1659 dan penemuan tudung es di kutub Mars. Cassini juga mengamati fase perubahan Venus di tahun 1665. Pengamatan yang teliti atas atmosfer Yupiter diperoleh penemuan bahwa Yupiter berotasi secara diferensial, yaitu periode rotasi atmosfer Yupiter berbeda-beda sesuai jaraknya dari ekuator.

Pada April 1669 Cassini pergi ke kerajaan Perancis. Bertemu dengan raja Louis XIV dan diminta bekerja sama dengan Akademi Ilmu Pengetahuan perancis Academie Royale des Sciences. Ia diserahi proyek merancang sebuah observatorium di Paris yang diberi nama Observatorium Paris. Di observatorium inilah ia menjabat direktur pertama kali hingga akhir hayatnya .

Bersama Christiaan Huygens dilakukan berbagai proyek penelitian melalui teleskop refraktor sepanjang 40 m. Betah di Perancis, pada 1673 Cassini resmi menjadi warga negara Perancis. Nama depannya “di-perancis-kan” menjadi Jean Dominique. Di tahun ini pula, Cassini menikah dengan perempuan Perancis. Selama di Perancis, ia melakukan banyak sekali pengamatan komet pada tahun 1672, 1677, 1698, 1699, dua buah komet di tahun 1702, 1706 dan 1707.

Bertempat di Observatorium Paris, Cassini melakukan pengamatan simultan dengan Jean Richer (1630-96) yang berada di Observatorium Cayenne, Amerika Selatan menghitung jarak Mars ketika oposisi (kedudukan planet saat sudut elongasinya 180 derajat ) pada 1672. Hasil perhitungannya dipergunakan untuk menentukan skala Tata Surya yaitu jarak antara Bumi-Matahari, yang di kenal sebagai satu satuan astronomi ( 1 SA ) atau 150 juta km. Perhitungan Cassini ternyata lebih pendek 7 persen dari 1 SA.

Penentuan berapa besar sebenarnya 1 SA sangat penting, terlebih pada masa itu. Dengan mengetahui secara tepat besarnya 1 SA maka manusia bisa mengetahui luas yang sebenarnya dari Tata Surya. Hingga kini-pun para astronom masih berupaya untuk menentukan dengan tepat 1 SA, salah satunya melalui transit planet.

Cassini memperbaiki perhitungan gerak satelit Yupiter, dan menemukan pengaruh terhadap pembelokan cahaya. Sebagai contoh ketika terjadi okultasi satelit Yupiter, yaitu ketika satelit tersebut berada di seberang Yupiter dari arah pengamat, maka periode rotasi menjadi lebih lama dari yang sebenarnya. Pekerjaan ini dipergunakan untuk menghitung kecepatan cahaya di tahun 1675.

Cassini berhasil menemukan 4 satelit Saturnus yaitu Iapetus (1671), Rhea (1672), Tethys (1684), dan Dione (1684). Tahun 1675, Cassini mengamati bahwa cincin Saturnus ternyata dipisahkan oleh sebuah celah. Kemudian hari celah selebar 4.700 km dinamakan Divisi Cassini. Dengan penemuan ini, Cassini berpendapat bahwa cincin Saturnus tersusun atas banyak partikel kecil.

Di tahun 1683, Cassini menemukan “cahaya zodiak”, yaitu cahaya yang terbentuk sebagai pantulan debu dan partikel di sekitar bidang ekliptika. Pendapat ini mengoreksi anggapan bahwa cahaya zodiak merupakan awan atau aura dari partikel di sekitar Matahari. Paska 1683 ia bergabung dalam pengukuran Bumi yang dipimpin Jean Picard. Pada 1692 ia memublikasikan peta Bulan yang dibuat lebih detail.
Dengan banyak penemuan di atas, satu lagi keistimewaan Cassini yang sulit tertandingi adalah menciptakan generasi astronom. Mulai dari putranya Jaques Cassini (Cassini II, 1677-1756), lalu cucu laki-lakinya César François Cassini (Cassini III, 1714-84) dan buyut laki-lakinya Jean Dominique Cassini (Cassini IV, 1748-1845) menjadi direktur Observatorium Paris.

Penemuan terakhir Cassini sebelum buta pada 1711 yaitu nebula yang berada di antara Canis Major dan Canis Minor.

Penghargaan

Sepanjang lebih dari 50 tahun, G.D. Cassini (atau Cassini I) mengabdikan hidupnya untuk ilmu pengetahuan. Ia dikenal pula sebagai insinyur karena mengembangkan berbagai teknik pengamatan dalam astronomi.

Sudah sepatutnyalah masyarakat astronomi internasional memberikan penghargaan dengan diwujudkan mencantumkan namanya sebagai nama kawah di Bulan berdiameter 56 km pada posisi 40,2 derajat lintang utara dan 4,6 derajat bujur timur di tahun 1935. Nama kawah di Mars berdiameter 412 km di posisi 23,8 lintang utara dan 328,2 derajat bujur barat di tahun 1973. Nama daerah di Iapetus, satelit Saturnus yang ditemukannya, di tahun 1982, pada posisi 28,1 derajat lintang selatan dan 92,6 derjat bujur barat. Nama asteroid yang ditemukan C.W. Juels di Observatorium Hills pada 9 November 1999 yang sebelumnya berkode 1999 VA9. Jauh hari sebelumnya asteroid ini ditemukan dengan kode been 1926 XH, 1926 YB, 1986 RS16 dan 1986 TM15. Nama wahana induk dalam misi Cassini/Huygens dan nama celah di cincin Saturnus.

Cassini meninggal di Paris pada September 1712 dalam usia 88 tahun.

Label: ,

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda